وعن أَبي هريرة رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «كَافِل الْيتيمِ لَهُ أَوْ لِغَيرِهِ . أَنَا وهُوَ كهَاتَيْنِ في الجَنَّةِ » وَأَشَارَ الرَّاوي وهُو مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ بِالسَّبَّابةِ والْوُسْطى . رواه مسلم .
Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda : “Orang yang menanggung anak yatim baik anak yatim itu ada hubungan famili ataupun tidak, maka saya dan orang yang menanggungnya seperti dua jari ini, di dalam surga.” Malik bin Anas perawi hadis itu mengatakan, beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dari jari tengah. (H.R Muslim)
Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Sabtu, 17 Juli 2010

Kasih sayang dan berbuat baik terhadap anak yatim, perempuan, orang lemah dan miskin.

33- باب ملاطفة اليتيم والبنات وسائر الضَّعَفة والمساكين والمنكسرين
والإِحسان إليهم والشفقة عليهم والتواضع معهم وخفض الجناح لهم

Bersikap Lemah-lembut Kepada Anak Yatim, Anak-Anak Perempuan Dan Orang Lemah Yang Lain-lain, Kaum Fakir Miskin, Orang-orang Cacat, Berbuat Baik Kepada Mereka, Mengasihi, Merendahkan Diri Serta Bersikap Merendah Kepada Mereka


قال اللَّه تعالى: {وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ } .

dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. (al-Hijr : 88)

وقال تعالى: { وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا } .

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; (al-Kahfi : 28)

وقال تعالى: { فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلا تَقْهَرْ ، وَأَمَّا السَّائِلَ فَلا تَنْهَرْ } .

Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang, Dan terhadap orang yang minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya. (adh- Dhuha : 9-10)

وقال تعالى : {أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ ، فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ ، وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ } .

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? , Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

260- عن سعد بن أَبي وَقَّاص رضي اللَّه عنه قال : كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم سِتَّةَ نفَر ، فقال المُشْرِكُونَ للنَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : اطْرُدْ هُؤُلاءِ لا يَجْتَرِئُون عليْنا ، وكُنْتُ أَنا وابْنُ مسْعُودٍ ورجُل مِنْ هُذَيْلِ وبِلال ورجلانِ لَستُ أُسمِّيهِما ، فَوقَعَ في نَفْسِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ما شاءَ اللَّه أَن يقعَ فحدث نفْسهُ ، فأَنْزَلَ اللَّهُ تعالى : { ولا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُون رَبَّهُمْ بالْغَداةِ والعَشِيِّ يُريدُونَ وجْهَهُ } [ الأنعام : 52 ] رواه مسلم.

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Ia berkata : ” Kami berenam bersama Nabi SAW Kemudian berkatalah pemuka-pemuka kaum musyrik : “Usirlah mereka dari sisimu, agar tidak kurang ajar kepada kami.” Saya, Ibnu Mas’ud dan orang dari suku Hudzail, serta Bilal dan dua orang yang sengaja tidak saya sebutkan namanya. Maka tergeraklah dalam hati Rasulullah SAW, apa yang akan terjadi pada dirinya, tiba-tiba Allah Ta’ala menurunkan ayat: “WALAA TATHRUDIL LADZIINA YUD’UUNA RABBAHUM BIL GHADAATI WAL ‘ASYIYYI YURIIDUUNA WAJHAH” (Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang selalu berdoa kepada Tuhannya pada waktu pagi dan petang dengan mengharapkan Keridhaan-Nya. {al-An’aam : 52}) (H.R Muslim)

261- وعن أَبي هُبيْرةَ عائِذِ بن عمْرو المزَنِيِّ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ بيْعةِ الرِّضوانِ رضي اللَّه عنه، أَنَّ أَبا سُفْيَانَ أَتَى عَلَى سلْمَانَ وصُهَيْب وبلالٍ في نفَرٍ فقالوا : ما أَخَذَتْ سُيُوفُ اللَّه مِنْ عدُوِّ اللَّه مَأْخَذَهَا ، فقال أَبُو بَكْرٍ رضي اللَّه عنه : أَتَقُولُونَ هَذَا لِشَيْخِ قُريْشٍ وَسيِّدِهِمْ؟ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، فَأَخْبرهُ فقال : يا أَبا بَكْر لَعلَّكَ أَغْضَبتَهُم ؟ لَئِنْ كُنْتَ أَغْضَبْتَهُمْ لَقَدْ أَغْضَبتَ رَبَّكَ ؟ فأَتَاهُمْ فقال : يا إِخْوتَاهُ آغْضَبْتُكُمْ ؟ قالوا : لا ، يغْفِرُ اللَّه لَكَ يا أُخَيَّ . رواه مسلم .

Dari Abu Hurairah ‘Aidz bin ‘Amr Al-Muzzanniy ra. Dia salah seorang yang ikut dalam Bai’atur Ridwan, ia berkata : “Ketika Abu Sufyan mendatangi majlis rombongan Salma, Shuhaib dan Bilal, mereka berkata : “Sebenarnya pedang-pedang Allah belum selesai untuk memerangi musuh-musuh Allah.” Maka Abu Bakar berkata: “Mengapa kalian berkata seperti kepada tokoh dan pimpinan bangsa Quraisy?” kemudian Abu Bakar mendatangi Rasulullah SAW Dan menceritakan peristiwa yang baru saja terjadi, kemudian beliau bersabda : “Wahai Abu Bakar, kalau kamu menjengkelkan hati mereka, berarti telah menyebabkan murka Tuhanmu.” Kemudian Abu Bakar menemui mereka dan bertanya “Wahai saudara-saudaraku, apakah aku telah memarahi kalian?” Mereka menjawab : “Tidak, semoga Allah mengampuni kamu wahai saudaraku.” (H.R Muslim)

قولُهُ « مَأْخَذَهَا » أَيْ : لَمْ تَسْتَوفِ حقَّهَا مِنْهُ . وقولُهُ : « يا أُخيَّ » رُوِي بفتحِ الهمزةِ وكسر الخاءِ وتخفيفِ الياءِ ، ورُوِي بضم الهمزة وفتحِ الخاءِ وتشديد الياءِ.

Ucapannya: Ma’khadzaha artinya tidak memenuhi hak ketentuannya. Ya akhi diriwayatkan dengan fathahnya hamzah dan kasrahnya kha’ serta diringankannya ya’ - yakni tidak disyaddahkan. Juga diriwayatkan dengan dhammahnya hamzah, fathahnya kha’ dan syaddahnya ya’ - lalu berbunyi: Ukhayya.

262- وعن سهلِ بن سعدٍ رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «أَنَا وكافلُ الْيتِيمِ في الجنَّةِ هَكَذَا » وأَشَار بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى ، وفَرَّجَ بَيْنَهُمَا » . رواه البخاري.

Dari Sahl ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda : “Saya dan orang yang menanggung anak yatim berada di surga seperti begini” Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkan sedikit antara kedua jari tersebut. (H.R Bukhari)

و « كَافِلُ الْيتِيم » : الْقَائِمُ بِأُمُورِهِ .

Kafilul yatim ialah orang yang menanggung segala perkara yang diperlukan oleh anak yatim - baik makan, minum, kediaman, pakaian dan pendidikannya, juga lain-lainnya pula.

263- وعن أَبي هريرة رضي اللَّه عنه قال : قال رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «كَافِل الْيتيمِ لَهُ أَوْ لِغَيرِهِ . أَنَا وهُوَ كهَاتَيْنِ في الجَنَّةِ » وَأَشَارَ الرَّاوي وهُو مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ بِالسَّبَّابةِ والْوُسْطى . رواه مسلم .

Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Rasulullah SAW Bersabda : “Orang yang menanggung anak yatim baik anak yatim itu ada hubungan famili ataupun tidak, maka saya dan dan orang yang menanggungnya seperti dua jari ini, di dalam surga.” Malik bin Anas perawi hadis itu mengatakan, beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dari jari tengah. (H.R Muslim)

وقوله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الْيَتِيمُ لَه أَوْ لِغَيرهِ » معناهُ : قَرِيبهُ ، أَوْ الأَجنَبِيُّ مِنْهُ، فَالْقرِيبُ مِثلُ أَنْ تَكْفُلَه أُمُّه أَوْ جدُّهُ أَو أخُوهُ أَوْ غَيْرُهُمْ مِنْ قَرَابتِهِ ، واللَّه أَعْلَم .

Sabda Nabi s.a.w. Alyatim iahu au lighairihi, ertinya ialah yang masih termasuk keluarganya atau yang termasuk orang lain. Yang masih keluarganya seperti anak yatim yang dipelihara oleh ibunya, neneknya, saudaranya atau lain-lainnya orang yang masih ada kekeluargaan dengannya. Wallahu a’lam.

264- وعنه قال : قال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « لَيْسَ المِسْكِينُ الذي تَرُدُّهُ التَّمْرةُ وَالتَّمْرتَانِ، ولا اللُّقْمةُ واللُّقْمتانِ إِنَّمَا المِسْكِينُ الذي يتَعَفَّفُ » متفقٌ عليه .

Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata : Nabi SAW Bersabda : “Bukanlah termasuk orang miskin orang yang tidak makan satu atau dua biji kurma dan bukan pula yang tidak bisa makan dua suap makanan, tetapi orang miskin yang sebenarnya, adalah orang yang sopan segan meminta-minta.” (H.R Bukhari dan Muslim)

وفي رواية في « الصحيحين » : « لَيْسَ المِسْكِينُ الذي يطُوفُ علَى النَّاسِ تَرُدُّهُ اللُّقْمةُ واللُّقْمتَان ، وَالتَّمْرةُ وَالتَّمْرتَانِ ، ولَكِنَّ المِسْكِينَ الذي لا يَجِدُ غِنًى يُغنْيِه ، وَلا يُفْطَنُ بِهِ فيُتصدَّقَ عَلَيهِ ، وَلا يَقُومُ فَيسْأَلَ النَّاسَ » .

Dalam riwayat kedua kitab Shahih Bukhari dan Muslim itu disebutkan pula demikian: Nabi s.a.w. bersabda: “Bukannya orang miskin itu orang yang berkeliling menemui orang-orang banyak, lalu ditolak ketika meminta sesuap dua suap makanan atau sebiji dua biji kurma, tetapi orang miskin yang sebenar-benarnya ialah orang yang tidak mempunyai kekayaan untuk mencukupi kebutuhannya, tidak pula diketahui kemiskinannya, sebab andaikata diketahui tentu ia akan diberi sedekah, bahkan tidak pula ia suka berdiri lalu meminta-minta sesuatu kepada orang-orang.”

265- وعنه عن النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « السَّاعِي علَى الأَرْمَلَةِ وَالمِسْكِينِ كَالمُجاهِدِ في سبيلِ اللَّه » وأَحْسُبهُ قال : « وَكَالْقائِمِ الَّذي لا يَفْتُرُ ، وَكَالصَّائِمِ لا يُفْطِرِ»متفقٌ عليه .

Dari Abu Hurairah r.a. juga dari Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam., sabdanya: “Orang yang berusaha untuk kepentingan seseorang janda atau orang miskin itu seperti orang yang berjihad fisabilillah,” dan saya - yang merawikan Hadis ini - mengira bahwa beliau Shalallaahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: “Dan seperti pula seorang yang melakukan shalat malam yang tidak pernah letih - yakni setiap malam melakukannya, juga seperti orang berpuasa yang tidak pernah berbuka - yakni berpuasa terus setiap harinya.” (Muttafaq ‘alaih)

266- وعنه عن النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « شَرُّ الطَّعَام طَعَامُ الْوليمةِ ، يُمْنَعُها مَنْ يأْتِيهَا ، ويُدْعَى إِلَيْهَا مَنْ يَأْبَاهَا ، ومَنْ لَمْ يُجِبِ الدَّعْوةَ فَقَدْ عَصَى اللَّه ورَسُولُهُ» رواه مسلم.
وفي رواية في الصحيحين عن أبي هريرةَ من قوله : « بِئْسَ الطَّعَامُ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى إِلَيْهَا الأَغْنِيَاءُ وَيُتْرَكُ الفُقَرَاءُ » .

Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam Beliau bersabda : “Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah. Yang orang berkeinginan datang, tidak diundang. Sedangkan orang yang tidak membutuhkan, diundang. Siapa saja yang tidak memenuhi undangan walimah, maka ia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya.” (H.R Muslim)

Dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah (pesta) di mana yang diundang hanyalah orang-orang kaya sedangkan orang-orang fakir tidak diundang.”

267- وعن أَنس رضي اللَّه عنه عن النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « مَنْ عَالَ جَارِيتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَومَ القِيامَةِ أَنَا وَهُو كَهَاتَيْنِ » وَضَمَّ أَصَابِعَهُ . رواه مسلم .
« جَارِيَتَيْنِ » أَيْ : بِنْتَيْنِ .

Dari Anas ra. Dari nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam Beliau bersabda : “Siapa saja yang mengasuh dua anak perempuannya hingga dewasa, di hari kiamat aku bersama dua orang itu seperti dua jari ini.’ Beliau menempelkan dua jarinya (jari tengah dan telunjuk).” (H.R Muslim)

Jariyataini yakni dua jariah artinya dua orang anak perempuan.

268- وعن عائشةَ رضي اللَّه عنها قالت : دَخَلَتَ عليَّ امْرَأَةٌ ومعهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ فَلَم تَجِدْ عِنْدِى شَيْئاً غَيْرَ تَمْرةٍ واحِدةٍ ، فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَقَسَمتْهَا بَيْنَ ابنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا ثُمَّ قامتْ فَخَرَجتْ ، فَدخلَ النَّبِيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عَلَيْنَا ، فَأَخْبرتُهُ فقال: « مَنِ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ البَنَاتِ بِشَيْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْراً من النَّارِ » متفقٌ عليه .

Dari ‘Aisyah ra. Ia berkata : “Ada seorang perempuan yang meminta-minta kepadaku dengan membawa kedua anak perempuannya, ketika itu hanya mempunyai satu biji kurma dan saya berikan kepadanya. Perempuan itu membagi biji kurma itu kepada dua orang anaknya dan ia sendiri tidak ikut, kemudian ia berdiri keluar. Setelah Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam datang, maka aku menceritakan kepada beliau tentang peristiwa yang baru saja terjadi. Maka beliau bersabda : “Siapa saja yang diuji dengan anak-anak perempuannya, kemudian ia dapat mengasuhnya dengan baik, maka anak-anak perempuannya akan menjadi tirai api neraka.” ( H.R Bukhari dan Muslim)

269- وعن عائشةَ رضي اللَّهُ عنها قالت : جَاءَتنى مِسْكِينَةٌ تَحْمِل ابْنْتَيْن لها ، فَأَطعمتهَا ثَلاثَ تَمْرَاتٍ ، فَأَعطتْ كُلَّ وَاحدَةٍ مِنْهُمَا تَمْرَةً وَرفعتْ إِلى فيها تَمْرةً لتَأَكُلهَا ، فاستطعمتها ابْنَتَاهَا ، فَشَقَّت التَّمْرَةَ التى كَانَتْ تُريدُ أَنْ تأْكُلهَا بيْنهُمَا ، فأَعْجبنى شَأْنَها ، فَذَكرْتُ الَّذي صنعَتْ لرسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فقال : « إن اللَّه قَدْ أَوْجَبَ لَهَا بِهَا الجنَّةَ ، أَو أَعْتقَها بِهَا مَن النَّارِ » رواه مسلم .

Dari ‘Aisyah ra. Ia berkata : “Kali tertentu ada perempuan Miskin dengan menggendong kedua putrinya mendatangiku, maka aku memberinya tiga butir kurma. Dan ia memeberikan kepada masing-masing anaknya sebutir biji kurma dan yang sebutir lagi sudah di angkat ke mulutnya untuk dimakan, tetapi itu tiba-tiba diminta oleh kedua anaknya, lalu ia membelah kurma itu menjadi dua bagian dan diberikan kepada kedua anaknya. Saya merasa heran melihat perilaku orang perempuan tiu. Setelah Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasallam datang, saya ceritakan kepadanya kejadian itu, kemudian beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah telah menentukan surga baginya atau Allah telah membebaskan dari api neraka karena perbuatannya itu.” ( H.R Muslim)

270- وعن أبي شُريْحٍ خُوَيْلِدِ بْنِ عَمْروٍ الخُزاعِيِّ رضي اللَّهُ عنه قال : قال النبي صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: « اللَّهُمَّ إِنِّى أُحَرِّجُ حَقَّ الضَّعيفينِ الْيَتِيمِ والمرْأَةِ » حديث حسن صحيح رواه النسائى بإِسناد جيدٍ .

Dari Abu Syuraih Khuwalid bin ‘Amr Al-Khuza’iy ra. Ia berkata : “Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Ya Allah, sesungguhnya saya menganggap berdosa bagi orang yang menyia-nyiakan hak dua orang lemah, yaitu: Anak yatim dan perempuan.” ( H.R An-Nasa’i)

ومعنى « أُحَرِّجُ » : أُلحقُ الحَرَجَ ، وَهُوَ الإِثْمُ بِمَنْ ضَيَّعَ حَقَّهُما ، وَأُحَذِّرُ منْ ذلكَ تَحْذيراً بَلِيغاً ، وَأَزْجُرُ عَنْهُ زَجْراً أَكيداً .

Makna Uharriju ialah aku menganggap dosa dan maksudnya berdosa bagi orang yang menyia-nyiakan haknya kedua macam orang di atas yakni anak yatim dan wanita, juga aku takut-takuti dengan sesangat-sangatnya orang yang melakukan sedemikian itu, bahkan kularang benar-benar, jangan sekali-kali dipermainkan hak-hak mereka itu.

271- وعن مُصْعبِ بنِ سعدِ بنِ أبي وقَّاصٍ رضي اللَّه عنهما : رأَى سعْدٌ أَنَّ لَهُ فَضْلاً علَى مَنْ دُونهُ ، فقال النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « هَل تُنْصرُونَ وتُرزقُونَ إِلاَّ بِضُعفائِكُم» رواه البخاري هَكَذا مُرسلاً ، فَإِن مصعَب ابن سعد تَابِعِيُّ ، ورواه الحافِظُ أَبو بكر الْبَرْقَانِى في صحيحِهِ مُتَّصلاً عن أَبيه رضي اللَّه عنه .

Dari Mush’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Ia berkata : “Sa’ad merasa bahwa dirinya memiliki kelebihan dibanding orang-orang di sekitarnya, kemudian Nabi Shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Bukankan kamu mendapatkan pertolongan dan rezeki disebabkan orang-orang yang lemah di sekitarmu ?” ( H.R Bukhari )

272- وعن أبي الدَّرْداءِ عُوَيْمرٍ رضي اللَّه عنه قال : سمِعتُ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يقول : «ابْغونِي في الضُّعَفَاءَ ، فَإِنَّمَا تُنْصرُونَ ، وتُرْزقون بضُعفائِكُمْ » رواه أَبو داود بإسناد جيد .

Dari Abu Darda’ ‘Uwaimir ra. Ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Carikan untukku orang-orang yang lemah, karena sesungguhnya kamu mendapatkan pertolongan dan rezeki berkat adanya orangorang yang lemah di sekitarmu.” (H.R Abu Daud)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar